Minggu, 23 Juni 2013

Cara Menulis Buku Yang Baik

Menulis adalah sebuah aktivitas yang menyenangkan bagi mereka yang suka menulis. Hanya saja terkadang banyak dari mereka yang hanya bisa memulai tapi kemudian kesulitan untuk merangkai kata dan menyelesaikan tulisannya karena merasa kehabisan ide. Sehingga tak jarang sebagian dari mereka sering menggunakan cara instan dengan memakai fasilitas "copy" dan "paste" hanya untuk sekedar membuat sebuah artikel atau karya tulis.

Menyadur atau mengambil ide dari orang lain itu boleh-boleh saja, hanya saja tidak semua tulisan orang lain kita salin semua. Dalam sebuah karya tulis ada sebuah syarat dalam mengambil ide orang lain maksimal 30%, sementara yang 70% berasal dari buah pikiran kita sendiri. Itu baru bisa dikatakan bahwa hasil karya tulis kita sebagai karya asli kita sendiri. Meski begitu kita tetap harus menyertakan sumber dari ide orang lain tersebut, jika istilah blogger disebut link sumber dan dalam penulisan cetak (buku atau novel) disebut daftar pustaka.

Berikut ini saya ingin berbagi tahap-tahap dalam membuat karya tulis. Karena spesialis saya adalah menulis karya tulis komersil berupa cetak, jadi yang saya jelaskan adalah bagaimana tahapan membuat karya tulis seperti buku atau novel. Dan saya yakin bahwa tahapan ini juga bisa dipakai dalam menulis artikel blog/web, cerpen, essai maupun karya tulis apapun.

Tahap Pertama - Pemilihan Topik/Tema

Topik atau tema itu berbeda dengan judul. Kita bisa memberikan judul dari karya tulis kita belakangan, tapi tema harus ditentukan dulu sebelum kita menulis. Tema adalah pondasi awal dari pembahasan yang mau kita tuliskan. Saya akan contohkan tema dari beberapa novel yang saya (dan istri saya) tulis, seperti:
  • Gadis Kecil di Tepi Gaza - Temanya adalah seorang gadis kecil Palestine yang menjadi korban dari kekejaman perang di tanah Palestina.
  • Wo Ai Ni Allah - Temanya adalah seorang gadis remaja China yang sedang mencari jati diri dan berkeinginan kuat untuk mencari Tuhan yang sebenarnya.
  • Diary Suamiku - Temanya adalah seorang istri muda yang mengalami penghianatan dan akhirnya menemukan rahasia di buku catatan suaminya.

Untuk menentukan sebuah topik/tema, tentunya kita harus memiliki ide yang mau kita bahas atau tuliskan. Ide itu ada di sekitar kita, apapun bisa kita jadikan bahan untuk menuliskan sesuatu. Jika kita sudah merasa stag atau kehabisan ide, maka jangan pernah paksakan diri. Buatlah otak kita refresh barang beberapa saat. Setelah itu kita bisa browsing di internet, jalan-jalan ke toko buku, datang ke perpustakaan atau pergi ke suatu tempat untuk mencari sebuah ide yang akan kita jadikan tema tulisan.

Tahap Kedua - Membuat Kerangka Tulisan (Draft)

Jika kita sudah menemukan topik/tema, jangan terburu-buru untuk menuliskannya. Memang lain penulis lain pula cara menulisnya. Ada beberapa penulis yang tidak pernah membuat kerangka tulisan, begitu menemukan ide untuk tema langsung ditulis. Salah satunya adalah istri saya. Tapi untuk mempermudah dalam kita menulis khususnya untuk penulis pemula, membuat kerangka tulisan sangat diperlukan. Ibarat kita mau pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita ketahui, maka kita perlu tahu jalan yang harus kita lewati. Kerangka tulisan itu bisa menjadi map dalam kita menjabarkan tulisan menjadi lebih dalam.

Untuk membuat kerangka tulisan, bisa kita lakukan hal sebagai berikut:
  • Tuliskan semua ide. Apapun yang muncul di kepala kita tulis di sebuah catatan, entah itu di sebuah kertas, notepad atau lainnya. Dan inilah nanti yang akan kita jadikan sebagai draft tulisan.
  • Mengembangkan ide yang ada. Jika mau menulis buku, kita bisa buat poin-poin apa saja yang akan kita bahas. Jika mau menulis novel, kita bisa membuat alur, nama tokoh baik utama maupun pembantu. Fungsi mengembangkan ide ini adalah untuk menambah daging dalam tulang dari tulisan yang akan kita buat.
  • Tulislah dengan gaya bebas. Namanya juga kerangka, jadi tidak perlu memikirkan aturan penulisan dulu. Kita tulis semua ide yang muncul, untuk aturan dan tata bahasa bisa kita pikirkan belakangan.

Tahap Ketiga - Menulis (Merangkai Kata)

Dari kerangka/draft yang kita buat, baru kita jabarkan dengan bentuk rangkaian tulisan. Poin-poin yang sudah kita buat, kita jelaskan satu persatu. Alur cerita yang sudah kita rancang, mulai kita tuliskan dalam sebuah cerita. Inilah fungsinya tadi kita membuat kerangka, karena kita bisa menulis tanpa ada hal-hal yang terlewatkan.

Tips yang bisa dilakukan disaat menulis:
  • Sediakan waktu khusus. Jika kita mau menulis, setidaknya sediakan waktu khusus 1-2 jam. Ini akan membuat kita lebih konsentrasi dan bisa membuat sebuah karya tulis yang bagus.
  • Jauhkan diri dari semua hal yang bisa menganggu. Menulis itu adalah sebuah karya, bagaimana kita bisa membuat karya yang bagus jika kita mengerjakannya sambil chat, buka facebook atau twitter, menelpon atau sambil ngobrol? Untuk itu jauhkan semua itu pada saat kita sedang menulis.
  • Tuliskan semua yang muncul dari kepala kita. Menulislah dengan mengalir seperti kita sedang bercerita. Bahkan bila tulisan yang kita buat sudah mulai melenceng dari kerangka dan topik, jangan pernah menghentikannya dan tidak perlu di edit. Mulailah merangkai kata dengan gaya penulis bebas yang sudah pernah saya ulas sebelumnya.
  • Jangan memaksakan diri menulis selama ber jam-jam. Mungkin bagi mereka yang sudah pro dan expert, menulis dalam waktu yang lama adalah biasa. Tapi bagi penulis pemula, jangan pernah memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisan dalam waktu yang cepat. Untuk menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bagus, diperlukan pikiran yang fresh dan energi yang besar. Karena itu seorang penulis membutuhkan istirahat dan makanan bergizi yang cukup.

Tahap Keempat - Merevisi (Mengedit)

Nah.. inilah mengapa tadi saya mengatakan di saat menulis tidak perlu mengedit lebih dahulu. Karena tahap untuk merevisi tulisan kita sudah ada sendiri. Selain itu jika pada saat menulis kita sering merevisi, akan membuat kita seperti orang yang tidak teguh pendirian. Itulah yang menyebabkan kita sering menghapus tulisan, merobek kertas saat ada tulisan yang salah, menulis ulang lagi yang membuat pekerjaan menulis kita tidak kunjung selesai dan akhirnya menyebabkan stres lalu patah semangat untuk melanjutkan tulisan.

Dalam tahap revisi (edit) ini, kita periksa kembali hasil tulisan kita. Mungkin saja ada ejaan yang salah, tata bahasa yang kurang tepat, poin-poin yang terlewatkan, penyebutan tokoh yang salah, alur yang tiba-tiba meloncat atau mau merubah susunan atau jalan ceritanya dan sebagainya. Meski kita menulis dengan menggunakan microsoft office word terbaru, jangan terlalu mudah percaya dengan "spell check". Karena bisa jadi kita mau menulis "bisa" jadinya malah "bias".

Telitilah semua tulisan mulai awal hingga akhir, karena tulisan yang kita buat ini untuk dikomersilkan. Memang sangat melelahkan dan membutuhkan waktu, tapi itulah cara agar kita bisa menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bagus. Jika menulis di blog sendiri dengan bentuk yang acak-acakan, itu sih hak setiap pemilik blog. Paling pengunjung yang nyasar dan membaca tulisan yang tidak beraturan, akan menutup blog kita dan tak pernah kembali lagi. Tapi jika tulisan komersil, pembaca itu membeli karya kita. Jika banyak terjadi kesalahan, maka bersiaplah untuk menerima komplain dari mereka.

Tahap Kelima - Penerbitan

Tahap Penerbitan adalah langkah terakhir dari serangkaian tahapan penulisan. Seorang blogger bisa meng-upload (mem-publish) artikel yang sudah ditulisnya di blog. Seorang mahasiswa bisa menyerahkan skripsinya ke dosen pembimbing. Seorang jurnalis bisa menyerahkan "copy" tulisannya kepada editor. Dan seorang penulis bisa menyerahkan naskahnya kepada penerbit untuk diterbitkan atau dicetak.

Inilah fungsinya kita merevisi/mengedit tulisan. Apalagi jika karya tulis kita bersifat komersil, tentunya ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus kita ikuti agar naskah kita bisa diterima. Sama dengan kita melamar pekerjaan, bagaimana sebuah perusahaan akan menerima kita sebagai karyawan jika tidak ada kualifikasi dari kita yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut? Jika kita tidak mau ribet dengan mengikuti prosedur yang ada, maka kita bisa mencetak dan menerbitkan naskah kita sendiri. Tapi tentunya dibutuhkan modal dan kerja yang sangat keras, karena kita akan memasarkan karya kita sendiri tanpa bantuan penerbit.


Nah sobatku sekalian... Inilah 5 tahapan yang akan kita lakukan untuk membuat karya tulis. Sekali lagi saya ungkapkan bahwa setiap penulis tentu memiliki cara tersendiri dalam membuat sebuah karya tulis. Namun kebanyakan untuk penulis pemula atau mereka yang sedang belajar untuk jadi penulis, biasanya akan melalui tahapan-tahapan yang sudah saya uraikan diatas agar bisa membuat sebuah karya tulis. Bagi rekan-rekanku sesama penulis "Pro", jika ada hal yang perlu ditambahkan dalam uraian saya, bisa anda tuliskan pada komentar. Tidak perlu saling mengkritik, karena apa yang saya lakukan adalah untuk berbagi.

Semua orang punya kans untuk menjadi penulis, terlebih lagi jika kita adalah seorang blogger. Tapi untuk membuat sebuah tulisan yang bermutu, tentunya kita harus terus belajar khususnya dari orang-orang yang sudah berpengalaman dibidangnya. Jangan pernah patah semangat apalagi rendah diri, karena seorang penulis terkenal itu berasal dari penulis pemula. Lakukanlah apa yang kita sukai, selagi itu tidak bertentangan dengan norma hukum dan agama.

0 komentar:

Posting Komentar